Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Feby-Cello-Cindy
Ini koleksi foto-foto selama liburan sekolah (Juni-Juli'08) dan libur Lebaran (September-Oktober'08)
Bulan Juni 2008 Cello mudik ke Muntilan. Cello juga ke Jogja.







Read More..
Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Feby-Cello-Cindy
Ini koleksi foto-foto selama liburan sekolah (Juni-Juli'08) dan libur Lebaran (September-Oktober'08)
Bulan Juni 2008 Cello mudik ke Muntilan. Cello juga ke Jogja.
Foto: Christine, 2008, Robot
Beberapa waktu yang lalu Cello terserang batuk-pilek. Badannya agak panas, susah makan, dan jadi kurang aktif. Beruntung Cello tidak rewel, hanya sering minta digendong saja.
Sebagai pengganti aktivitas di luar aku mencoba membuatkan mainan baru yang bisa membuat Cello ceria kembali. Mainan ini dibuat dari kotak-kotak susu UHT yang diisi kertas Koran kemudian dirangkai menjadi bentuk tertentu. Cara mengisi lihat di sini dengan judul Mainan dari Sampah-1.
Waktu itu Cello minta dibelikan mainan berupa miniatur gedung parkir, tapi karena sesuatu dan lain hal kami belum membelikannya. Lalu aku mencoba menirunya dengan menggunakan kotak susu yang dirangkai dengan bantuan selotip. Ternyata hasilnya lumayan juga, walaupun sebenernya gak mirip sama sekali…. Tapi yang penting Cello suka dan enjoy memainkannya.
Setelah bosan dengan gedung parkir, dengan sedikit bongkar-pasang, kotak-kotak susu itupun berubah menjadi robot yang manis….
Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Ikut-ikutan Ngompos
Sejak awal berkompos, Cello selalu terlibat dalam setiap kegiatanku. Ternyata dari sini banyak hal yang bisa dielajarinya. Dari ketrampilan motorik hingga pengetahuan tentang tumbuhan dan bahan kompos.
Oleh:Christine
Foto: Xpose Photo Fashion, 2006, Superman
Penantian panjangku berakhir pada tanggal 27 April 2005 pukul 07.58wib. Wajah imut anakku menghapus semua "penderitaan" saat hamil.
Semula kehamilanku begitu menyenangkan. Tanpa ngidam, tanpa morning-sick. Semua makanan 'disikat', hanya porsinya saja yang kecil. Makan sedikit tapi sering.
Masalah mulai timbul saat usia kehamilanku menginjak usia 6 bulan. Terjadi perdarahan berupa flek coklat selama beberapa hari. Kata dokter, gerakan bayiku sangat aktif sehingga menyebabkan sebagian plasenta terlepas. Aku harus bed-rest total di Rumah Sakit St. Elizabeth Semarang. Flek coklat hilang sekitar satu minggu. Pada hari ke-10 aku diijinkan pulang.
Baru merasakan satu hari tidur di Rumah, aku mengalami perdarahan lagi. Kali ini berupa darah segar. Waduh, paniknya bukan main! Perasaan ‘takut kehilangan’ sangat kuat. Beruntung suamiku, Benny, selalu memberiku semangat untuk "bertahan". Aku harus opname lagi. Kali ini tidak tanggung-tanggung, 24 hari!
Aku tanya sama dokterku, kenapa perdarahan kedua lebih lama 'sembuhnya'? Dokter bilang, semestinya dengan bed-rest total plasenta yang terlepas bisa menempel kembali dengan baik tapi karena faktor usia (saat hamil aku sudah masuk "usia rawan kehamilan") dan gerakan bayiku yang aktif, plasenta tidak dapat menempel dengan sempurna.
Aku berusaha "menikmati" opnameku yang kedua, paling tidak berusaha berpikir positif-lah. Membayangkan aku lagi nginep di hotel, bukan di Rumah Sakit. Meyakinkan diri bahwa opname selama beberapa minggu tidak ada apa-apanya dibandingkan penantian selama 8 tahun. Setelah dinyatakan "kuat" aku boleh pulang, dengan catatan tetap banyak istirahat dan tidak melakukan pekerjaan berat.
Kali ini aku "nginep" di rumah agak lama, sekitar 3 minggu hingga akhirnya terjadi perdarahan lagi disertai kontaksi dan mules-mules. Aku mengira, anakku sudah minta dilahirkan. Aku berangkat lagi ke RS sebagai seorang ibu yang siap melahirkan. Setelah sampai di RS dan diperiksa, aku jadi sangat kecewa karena mules dan kontraksi yang kurasakan bukan tanda-tanda akan melahirkan tetapi ulah si plasenta lagi. Aku harus opname lagi untuk menyelamatkan bayiku.
Rasanya aku sudah mau menyerah saja. Capek harus opname terus. Harus tidur terus, duduk gak boleh, berdiri apalagi. Opname yang ketiga ini aku agak "bandel", harusnya kan gak boleh duduk, tapi aku kalo pegel ya duduk aja. Wis, terserah apapun yang akan terjadi....
Rupanya bayiku juga udah "pegel" di dalam perutku terus. Genap seminggu aku opname yang ketiga, tiba-tiba saja ketubannya pecah dan anakku harus segera dilahirkan. Huah! bingung banget! Ginama nih, kan belum waktunya.. usia kandungan baru 35 minggu dan terakhir di USG berat bayi baru 2,1kg. Aduh, anakku lahir prematur....
Rabu wage, 27 April 2005, 07.58wib, melalui operasi sesar, yang dilakukan oleh dr. Lilien Eka Chandra SpOG, lahirlah seorang bayi laki-laki mungil dengan berat badan 2,3kg dan panjang 45,5cm. Bagi kami bayi itu seperti harta karun yang terpendam di dasar laut dalam dan Tuhan telah mengijinkan kami untuk mengangkatnya. Sebagai harta keluarga yang tak ternilai, bayi imut itu kami beri nama Emmanuel Marcello Adi Susanto.
Read More..